Showing posts with label orang tua. Show all posts
Showing posts with label orang tua. Show all posts

Friday, 28 December 2012

Surat Ibu Untuk Sang Aktivis Kampus

Ibu, surat, rindu, cinta, mahasiswa, anak, kampus, aktivis

Hello semua, kali ini saya pengen share tentang sebuah isi surat dari seorang Ibu untuk anaknya yang seorang aktivis kampus. Isi surat ini sangat menyentuh, apalagi jika temamn-teman adalah seorang aktivis. Kalo gitu langsung aja yah kita simak isi suratnya..

Orang bilang anakku seorang aktivis, Kata mereka namanya tersohor dikampusnya sana .
Orang bilang anakku seorang aktivis, Dengan segudang kesibukan yang disebutnya amanah umat . Orang bilang anakku seorang aktivis, Tapi bolehkah aku sampaikan padamu nak ? “Ibu bilang engkau hanya seorang putra kecil ibu yang lugu.”

Anakku, sejak mereka bilang engkau seorang aktivis ibu kembali mematut diri menjadi ibu seorang aktivis .Dengan segala kesibukkanmu,ibu berusaha mengerti betapa engkau ingin agar waktumu terisi dengan segala yang bermanfaat.Ibu sungguh mengerti itu nak, tapi apakah menghabiskan waktu dengan ibumu ini adalah sesuatu yang sia-sia nak ? Sungguh setengah dari umur ibu telah ibu habiskan untuk membesarkan dan menghabiskan waktu bersamamu nak,tanpa pernah ibu berfikir bahwa itu adalah waktu yang sia-sia


Anakku,kita memang berada disatu atap nak,di atap yang sama saat dulu engkau bermanja dengan ibumu ini . masih teringat oleh ibumu ini kenangan kenangan manis ketika engkau masih ada didekapanku, dipelukanku.

Tapi kini dimanakah rumahmu nak?ibu tak lagi melihat jiwamu di rumah ini .Sepanjang hari ibu tunggu kehadiranmu dirumah,dengan penuh doa agar Allah senantiasa menjagamu .Larut malam engkau kembali dengan wajah kusut.Mungkin tawamu telah habis hari ini,tapi ibu berharap engkau sudi mengukir senyum untuk ibu yang begitu merindukanmu . Ah,lagi-lagi ibu terpaksa harus mengerti,bahwa engkau begitu lelah dengan segala aktivitasmu hingga tak mampu lagi tersenyum untuk ibu . Atau jangankan untuk tersenyum,sekedar untuk mengalihkan pandangan pada ibumu saja engkau engkau,katamu engkau sedang sibuk mengejar deadline.
Padahal,andai kau tahu nak,ibu ingin sekali mendengar segala kegiatanmu hari ini,memastikan engkau baik-baik saja,memberi sedikit nasehat yang ibu yakin engkau pasti lebih tahu.Ibu memang bukan aktivis sekaliber engkau nak,tapi bukankah aku ini ibumu ? yang 9 bulan waktumu engkau habiskan didalam rahimku..

Anakku, ibu mendengar engkau sedang begitu sibuk nak. Nampaknya engkau begitu mengkhawatirkan nasib organisasimu,engkau mengatur segala strategi untuk mengkader anggotamu . Engkau nampak amat peduli dengan semua itu,ibu bangga padamu .Namun,sebagian hati ibu mulai bertanya nak,kapan terakhir engkau menanyakan kabar ibumu ini nak ? Apakah engkau mengkhawatirkan ibu seperti engkau mengkhawatirkan keberhasilan acaramu ? kapan terakhir engkau menanyakan keadaan adik-adikmu nak ? Apakah adik-adikmu ini tidak lebih penting dari anggota organisasimu nak ?


Anakku,ibu sungguh sedih mendengar ucapanmu.Saat engkau merasa sangat tidak produktif ketika harus menghabiskan waktu dengan keluargamu . Memang nak,menghabiskan waktu dengan keluargamu tak akan menyelesaikan tumpukan tugas yang harus kau buat,tak juga menyelesaikan berbagai amanah yang harus kau lakukan .Tapi bukankah keluargamu ini adalah tugasmu juga nak?bukankah keluargamu ini adalah amanahmu yang juga harus kau jaga nak?

Anakku,ibu mencoba membuka buku agendamu .Buku agenda sang aktivis.Jadwalmu begitu padat nak,ada rapat disana sini,ada jadwal mengkaji,ada jadwal bertemu dengan tokoh-tokoh penting.Ibu membuka lembar demi lembarnya,disana ada sekumpulan agendamu,ada sekumpulan mimpi dan harapanmu.Ibu membuka lagi lembar demi lembarnya,masih saja ibu berharap bahwa nama ibu ada disana.
Ternyata memang tak ada nak,tak ada agenda untuk bersama ibumu yang renta ini.Tak ada cita-cita untuk ibumu ini . Padahal nak,andai engkau tahu sejak kau ada dirahim ibu tak ada cita dan agenda yang lebih penting untuk ibu selain cita dan agenda untukmu,putra kecilku..


Kalau boleh ibu meminjam bahasa mereka,mereka bilang engkau seorang organisatoris yang profesional.Boleh ibu bertanya nak,dimana profesionalitasmu untuk ibu ?dimana profesionalitasmu untuk keluarga ? Dimana engkau letakkan keluargamu dalam skala prioritas yang kau buat ?

Ah,waktumu terlalu mahal nak.Sampai-sampai ibu tak lagi mampu untuk membeli waktumu agar engkau bisa bersama ibu..

Setiap pertemuan pasti akan menemukan akhirnya. Pun pertemuan dengan orang tercinta,ibu,ayah,kaka dan adik . Akhirnya tak mundur sedetik tak maju sedetik .Dan hingga saat itu datang,jangan sampai yang tersisa hanyalah penyesalan.Tentang rasa cinta untuk mereka yang juga masih malu tuk diucapkan .Tentang rindu kebersamaan yang terlambat teruntai.

Nah, itu dia isi surat dari seorang Ibu untuk anaknya yang seorang aktivis. Jika kita termasuk kedalam para aktivis kampus, jangan pernah melupakan orang tua kita dan jangan sampai kita lebih mementingkan kegiatan organisasi kita dibanding orang tua. Maafkan kami IBU....

Tuesday, 18 December 2012

[Renungan] Apa kabar bapak'ku? Apa kabar Ibu'ku?

Ibu, Ayah, Orang tua, Anak, berbakti, kisah, renungan, sedih, terharu

"Assalamu alaikum, Apa kabar Ibu? Ibu sedang apa? Ibu udah makan belum?” Seberapa sering teman-teman melontarkan pertanyaan itu kepada kedua orang tua? Menelpon Ibu agan-aganwati di sela-sela kesibukan, sekedar untuk menanyakan kabar mereka? Mungkin banyak diantara kita yang menjawab jarang, sangat jarang atau bahkan tidak pernah...Di bawah ini ada sebuah kisah yang bisa menjadi renungan bagi kita semua..jujur, saya saja pengen nangis waktu baca guys..Moga bermanfaat bagi kita semua..monggo..

Tidak terasa waktu berjalan seperti berlari.
Ingin kita bisa memperlambat waktu karena banyak urusan kita yang belum selesai.
Tahu-tahu kita sudah sampai dipenghujung hari dan besok akan dimulai lagi kesibukan rutin yang menghabiskan seluruh waktu kita. Hari-hari bergulir cepat, bulan berganti dan tahunpun terus bertambah jumlahnya.

Ada satu "urusan" yang sering kali kita pinggirkan dalam beragam urusan yang kita anggap lebih penting lainnya, yaitu :: orang tua kita.
Jika kita setiap hari bekerja keras mencari nafkah untuk keluarga kita dan begitu fokusnya kita memastikan bahwa keluarga kita (yang disebut keluarga kini adalah suami/istri & anak-anak kita) bisa makan cukup hari ini. Bahkan seringkali kita memanjakan anak-anak dengan mempersiapkan menu masakan kesukaan mereka.

Tapi, seberapa sering kita mengingat orang tua kita pada hari ini makan dengan menu apa?
Setelah kita berpisah rumah dengan mereka, orang tua sering kita tempatkan sebagai jadwal mingguan yang hanya perlu kita perhatikan saat kunjungan tiba di akhir minggu. Sehingga selama seminggu penuh kita merasa berhak untuk tidak memperhatikan keadaan mereka?

Belum lagi bagi yang tinggal dikota lain, kadang kita lupa menelpon mereka sampai berminggu-minggu dan merasa "cukup" dengan menjadwalkan acara pulang kampung setahun sekali saat Lebaran atau hari besar lainnya.

Sebaliknya, bagi orang tua yang kesepian disana,merasa sangat bahagia jika ditelpon anaknya, bukan kerena anaknya menanyakan kabar mereka, tapi mereka bahagia karena bisa mendengar suara anak yang senantiasa dirindukannya!

Kasih sayang yang teramat dalam yang kita alirkan anak-anak kita sekarang ini dalam bentuk perhatian, mengurusnya dan menjaganya, sedemikianlah orang tua berlaku selama ini terhadap kita sejak kita masih kecil dan belum mandiri.

Bedanya adalah, ketika perhatian kita mulai beralih kepada orang-orang (suami/istri & anak-anak) yang seakan lebih kita cintai daripada orang tua kita, maka berkuranglah perhatian kita pada orang tua kita. Sedang pada orang tua kita, perasaan kasih sayang itu tidak pernah berkurang sedikitpun terhadap anak-anaknya. Keadaanlah yang membuat mereka tidak punya pilihan lain, selain harus ikhlas melepas anak-anaknya pergi mengarungi kehidupannya masing-masing.

Sering kita di'ingatkan oleh para pemuka agama untuk menyayangi orang-tua kita, agar memelihara mereka dengan baik dimasa tuanya dan supaya selalu bersikap lembut pada mereka. Tapi kenyataannnya kesibukkan sering kali membuat kita tidak sempat melakukannya.

Kita sering membelikan istri pakaian yang indah-indah untuk dipakainya supaya dia tampak cantik. tapi seberapa sering kita membelikan ibu kita baju yang indah untuknya. Bukan karena ingin beliau kelihatan cantik, tapi karena ingin melihatnya bahagia menerima tanda kasih dari kita itu.

Betapa seringnya seorang istri berteleponan dengan suaminya untuk berembuk soal urusan rumah tangga. tapi apakah kita merasa perlu menelpon bapak kita untuk menanyakan kabar kesehatannya.
Seberapa sering kita berpelukan dan bercanda ria dengan anak-anak kita setiap harinya,
tapi apakah kita merasa rindu ingin berbicara dan mengobrol dengan bapak/ibu yang sudah sulit diajak berkomunikasi karena usia tuanya.

Padahal sebuah pemberian baju untuk ibu kita, akan membuat hati seorang tua menjadi sangat bahagia. baju hadiah itu bisa jadi menjadi penyulut semangatnya melewati hari-harinya. Kenyataan bahwa anaknya telah memberinya pakaian yang demikian indah (yang mungkin bahkan tidak dibutuhkannya) akan tinggal dihatinya sebagai kehangatan yang mewarnai kesibukan rutinnya. Setiap kali ia membuka lemari pakaiannya beliau diingatkan kembali pada anaknya yang teramat sayang kepadanya.

Sebuah telepon yang menanyakan kabar kesehatannya, akan membuat orang tua merasa begitu bergairah. Lalu mereka akan melanjutkan cerita tentang cucu-cucunya sebanayk-banyaknya pada teman-teman jalan paginya, yang sebenarnya kita ceritakan sedikit saja. Mereka menceritakan tentang anak cucunya dengan tak henti-hentinya sekedar untuk mengekspressikan kebanggaannya pada kita. Telepon berdurasi tak lebih dari 5 menit itu, adalah hiburan yang paling menyenangkan dibanding televisi yang ditontonnya selama bertahun tahun ini sebagai teman sepanjang hari.

Pembicaraan telepon singkat itu akan menjadi kenangan yang indah sampai mereka beranjak ketempat tidur dimalam harinya.
Kiriman makanan dari anaknya pun bisa jadi hadiah terindah yang mereka rasakan. Mereka telah lupa pada rumah-rumah makan yang pernah mereka datangi disepanjang usianya. Bagi mereka makanan terlezat adalah makanan yang datang dari tangan kasih anaknya. Bagi mereka makanan itu merepresentasikan kasih sayang anaknya pada mereka.
Tentu saja tidak semua kita tidak punya waktu untuk orang tua kita. Tidak semua dari kita jarang berkomunikasi dengan orang tuanya.

Tapi jika usia semakin renta dan dunia seakan semakin sepi. Orang tua merasa sangat terhibur dengan apa-apa yang menghubungkannya dengan anak-anaknya.
Orang tua akan sangat berbahagia jika bertemu dengan anak cucunya.
Kenyataannya, sangat mudah memberikan kebahagiaan bagi orang tua kita.
Dengan sedikit upaya dan perhatian kita bisa menghadirkan tawa diwajah bapak ibu kita.
Itu sungguh tak sebanding dengan asa upaya yang telah mereka lakukan disepanjang hidupnya untuk kita.
Sebuah hadiah terindah dan termahal untuk bapak ibu kita tidak pernah cukup untuk mengganti bhakti mereka demi merajut kehidupan kita kini.

Perhatian kita yang tak seberapa itu,
bisa menjadi sangat besar artinya bagi bapak ibu kita.
Hanya dengan melakukan hal-hal yang sangat sederhana & mudah dilakukan itu,
kita bisa menghiasi hati orang tua kita dengan kehangatan rasa bahagia
karena kasih sayang anak-anaknya..

Apalagi jika kita bisa memberikan lebih.. lebih banyak perhatian pada mereka.....

Semoga hari ini jadi hari terbaik bagi semua.


Nah, sekian dulu guys..moga bisa nyadarin kita semua..jangan lupa Like dan komentar yah guys..kalo bisa bagikan link artikel ini di Facebook dan Twitter teman-teman biar banyak yang sadar guys..Thanks ^_^

MOHON KEIKHLASANNYA BUAT KLIK SALAH SATU IKLAN DI BLOG INI YAH GUYS..THANKS ^_^

Tuesday, 25 September 2012

Renungan Bagi Kita Semua Sebagai Anak [Yang Sayang Ibu, Wajib Baca]


Suatu ketika..seorang bayi siap dilahirkan ke dunia,menjelang diturunkan … Dia bertanya kepada TUHAN :

bayi : “para malaikat di sini mengatakan, bahwa besok Engkau akan mengirimku ke dunia, tetapi….bagaimana cara saya hidup di sana,saya begitu kecil dan lemah”
TUHAN : “Aku telah memilih satu malaikat untukmu..ia akan menjaga dan mengasihimu”
bayi : “tapi di surga apa yang saya lakukan hanyalah bernyanyi dan tertawa ini cukup bagi saya untuk bahagia”

TUHAN : “malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari, dan kamu akan merasakan kehangatan cintanya dan lebih berbahagia”
bayi : “dan apa yang dapat saya lakukan saat saya ingin berbicara kepadamu?”
TUHAN : “malaikatmu akan mengajarkan..bagaimana cara kamu berdoa”
bayi : “saya mendengar bahwa di bumi banyak orang jahat,siapa yang akan melindungi saya”?
TUHAN : “malaikatmu akan melindungimu, dengan taruhan jiwanya sekalipun”
bayi : “tapi saya akan bersedih karena tidak melihat engkau lagi”

TUHAN : “malaikatmu akan menceritakan kepadamu tentang aku, dan akan mengajarkan bagaimana agar kamu bisa kembali kepadaku, walaupun sesungguhnya aku selalu berada di sisimu”
saat itu surga begitu tenangnya…sehingga suara dari bumi dapat terdengar dan sang anak dengan suara lirih bertanya
bayi : “TUHAN……….jika saya harus pergi sekarang, bisakah Engkau memberitahuku, siapa nama malaikat di rumahku nanti”?

TUHAN : “kamu dapat memanggil nama malaikatmu itu…… I B U …”
kenanglah ibu yang menyayangimu..

Untuk ibu yang selalu meneteskan air mata ketika kau pergi…
Ingatkah engkau ketika ibumu rela tidur tanpa selimut demi melihatmu tidur nyenyak dengan dua selimut membalut tubuhmu..

Ingatkah engkau..ketika jemari ibu mengusap lembut kepalamu?
Dan ingatkan engkau ketika air mata menetes dari mata ibumu ketika ia melihatmu terbaring sakit…

Sesekali jenguklah ibumu yang selalu menantikan kepulanganmu di rumah tempat kau dilahirkan..

Kembalilah…mohon maaf…pada ibumu yang selalu rindu akan senyumanmu..
Jangan biarkan kau kehilangan saat-saat yang akan kau rindukan di masa datang,ketika ibu telah tiada…

Tak ada lagi di depan pintu yang menyambut kita…,tak ada lagi senyuman indah…tanda bahagia..

Yang ada hanyalah kamar kosong tiada penghuninya..yang ada hanyalah baju yang digantung di lemarinya..

Tak ada lagi..dan tak akan ada lagi.. Yang akan meneteskan air mata mendo’akanmu disetiap hembusan nafasnya..

Pulang..dan kembalilah segera…peluklah ibu yang selalu menyayangimu..
Ciumlah kaki ibu yang selalu merindukanmu dan berikanlah yang terbaik di akhir hayatnya..

bagi agan2 yg ibunya telah tiada, jangan pernah lupa selalu do'akan beliau semoga beliau tenang disisiNya & dosa2 beliau diampuni-Nya. Jangan lupa LIKE dan Komentar yah guys..dan bantu sebarkan artikel ini pada teman-teman anda semua. Thanks ^_^
Source